Ternyata Muhadjir Effendy, Mendikbud yang Baru Merupakan Sosok Intelektual Muslim yang Paham Militer


Assalamu’alaikum wr. Wb.
Selamat pagi Sahabat OPS.
Salam Sabar.


Setelah kemarin saya posting mengenai  sekarang saya akan mengupas sedikit tentang Muhadjir Efendi, Mendikbud yang baru menggantikan Anis Baswedan.
Dalam minggu ini Presiden Jokowi telah mengumumkan nama-nama menteri yang baru hasil reshuffle kabinet jilid II. Salah satunya adalah Muhadjir Effendy yang menggantikan Anies Baswedan menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
“Muhadjir Effendy merupakan  Sosok rektor UMM yang dikenal dekat dengan mahasiswanya. Beliau memiliki rekam jejak yang panjang di bidang pendidikan. Beberapa kali menjadi rektor Universitas Muhammadiyah Malang, menjadi Ketua PP Muhammadiyah bidang pendidikan kebudayaan dan litbang sampai sekarang” tutur Menteri Sekretaris Negara Pratikno dalam pembacaan biografinya.

“Beliau berpengalaman sekaligus membangun fondasi penting dalam berbagai lembaga. Bukan hanya bidang pendidikan tinggi, Beliau juga memimpin pendidikan dan kebudayaan di segala bidang. Jadi sudah sangat berpengalaman mengelola bidang pendidikan dan kebudayaan,” ucap Pratikno.

Muhadjir Effendy merupakan seorang  sosiolog yang ahli di bidang militer dan sekaligus sebagai intelektual muslim. Beliau  mengawali kariernya di UMM sebagai karyawan honorer, dosen, dan kemudian mulai menjabat sebagai Pembantu Rektor III sejak tahun 1984 pada saat rektor dijabat oleh Malik Fadjar dan terakhir menjadi Rektor kelima Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)  .

Selain mengabdi di bidang pendidikan, Muhadjir juga dikenal sebagai seorang kolumnis yang banyak menyoroti masalah agama, pendidikan, sosial, politik dan juga tentang kemiliteran. Kemampuannya menulis esai didasari oleh pengalaman sewaktu mahasiswa sebagai seorang wartawan yang membidani lahirnya ‘Komunikasi’, koran kampus di tempatnya kuliah dan mengajar dan koran kampus Bestari di UMM.

Kegiatan sosial banyak dilakukan dengan perannya sebagai pengurus Muhammadiyah mulai tingkat ranting hingga PP Muhammadiyah. Selain itu juga dipercaya menjadi salah satu anggota Badan Narkotika Nasional (BNN), Pendekar Tapak Suci, Pengurus HMI, Dewan Penasihat Asosiasi Wartawan Indonesia wilayah Malang Raya, dan bahkan sempat mengabdikan di bidang politik sebagai salah satu Ketua di Dewan Pakar Golkar daerah Malang.

Muhadjir Effendy dilahirkan di Madiun pada 29 Juli 1956. Ia merupakan putra ke-6 dari 9 bersaudara dari Soeroja dan Ibu Sri Soebita. Setelah menempuh pendidikan formal mulai SD hingga PGAN 6 tahun di daerah asalnya, Muhadjir kemudian melanjutkan kuliah di IAIN Malang dan memperoleh gelar Sarjana Muda (BA) tahun 1978. Lalu dia menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana di IKIP Negeri Malang (sekarang UM) tahun 1982.

Pendidikan strata 2 diselesaikan di Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada dan memperoleh gelar Magister Administrasi Publik (MAP) tahun 1996. Tahun 2008, Muhadjir berhasil menyelesaikan pendidikan strata 3 pada Jurusan Ilmu-ilmu Sosial dan memperoleh gelar doktor bidang sosiologi militer di Program Doktor Universitas Airlangga. Selain pendidikan formal, dia juga beberapa kali mengikuti kursus di luar negeri, antara lain di National Defence University, Washington DC (1993) dan di Victoria University, British Columbia, Canada (1991).

Semasa kuliah, Muhadjir menekuni profesisebagai wartawan di beberapa koran, antara lain: Komunikasi (koran kampus IKIP Malang) sejak tahun 1982, koran Bestari UMM (1986), majalah Semesta Surabaya (1979-1980), koran Warta Mahasiswa (Dirjen Dikti) 1978-1982, koran Mimbar Univ. Brawijaya (1978-1980), dan Mingguan Mahasiswa (Surabaya) pada tahun 1978. Hingga sekarang, dia masih aktif menulis berbagai artikel di beberapa koran lokal, regional.

Muhadjir juga sudah menulis banyak buku, antara lain: Dunia Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan bersama Prof HA Malik Fadjar, MSc (1989), Bunga Rampai Pendidikan (1992), Masyarakat Ekuilibrium: Meniti Perubahan dalam Bingkai Keseimbangan (2002), Pedagogi Kemanusiaan: Sebuah Refleksi (2004), Profesionalisme Militer: Profesionalisme TNI (2008), dan lain-lain. Pada buku terakhirnya ini, Muhadjir menguraikan tentang profesionalisme militer, khususnya TNI, setelah era Reformasi.

Muhadjir Effendy yang menikah dengan Suryan Widati, dosen Poltek Negeri Malang, kini dikaruniai dua putra: Muktam Roya Azidan yang lahir pada 9 Maret 2005 dan Senoshaumi Hably lahir 9 Oktober 2006.

Berikut Biodata singkat Muhadjir Effendy :

Tempat/ Tanggal Lahir : Madiun, 29 Juli 1956
Profesi/ Status : Pegawai Negeri Sipil, Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang
Nama Istri : Suryan Widati, SE, MSA, Ak, CA.

Nama Anak 
1. Muktam Roya Azidan 
2. Senoshaumi Hably 
3. Harbantyo Ken Najjar 


Pendidikan Terakhir

Pendidikan

Menyelesaikan SD hingga PGAN di Madiun

Perguruan Tinggi

1. S-3, Ilmu-Ilmu Sosial Pascasarjana, Universitas Airlangga, Surabaya, Lulus            tahun 2008.
2. S-2, Magister Adminsitrasi Publik (MAP), UGM Lulus tahun 1996.
3. Sarjana Pendidikan Sosial Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Malang             (Sekarang Universitas Negeri Malang).
4. Sarjana Muda, Fak. Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Malang (Sekarang         Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang).

Kursus

1. National Defence University, Washington DC (1993)
2. Victoria University, British Columbia, Canada (1991)

Pengalaman kerja di bidang Jurnalistik

1. Komunikasi (koran kampus IKIP Malang) sejak tahun 1982.
2. Koran Bestari UMM (1986).
3. Majalah Semesta Surabaya (1979-1980).
4. Koran Warta Mahasiswa (Dirjen Dikti) 1978-1982.
5. Koran Mimbar Univ. Brawijaya (1978-1980).
6. Mingguan Mahasiswa (Surabaya) pada tahun 1978.

sumber :Liputan6.com

Nah, sudah tau kan sosok Mendikbud kita yang baru, semoga beliau bisa melanjutkan program dari mendikbud yang baru dan memberikan terobosan-terobosan intelek bagi dunia pendidikan indonesia.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Comments